Minggu, 30 Maret 2014

Al Quran Hadits tentang berlomba lomba dalam kebaikan



1.     Jelaskan secara detail mengapa kita di perintahkan untuk berlomba lomba dalam kebaikan?     Serta berikan contohnya !!

=>Fastabiqul khairat secara Harfiah memiliki arti ber lomba2 dalam kebaikan.
Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia & alam sekitarnya.
Dalam Islam, istilah fastabiqul khairat ini merujuk pada firman Allah SWT sebagai berikut:
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa & janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa & permusuhan”. (Qs Al Maidah ayat 2)
“Maka ber lomba2 lah kamu dalam berbuat kebaikan”. (Qs Al-Baqarah ayat 148)
Yg namanya ber lomba2 itu berarti siapa lebih cepat,
“fastabiqul” bermakna berlomba adu cepat dan “khairat” itu berarti lebih baik.
Jadi memang siapa lebih cepat (dalam mengerjakan kebaikan) maka dia lebih baik (dari manusia lainnya) & karenanya maka disukai oleh Allah SWT,
sebaliknya yg me nunda2 & lambat dalam mengerjakan kebaikan akan kurang disukai oleh Allah SWT apalagi yg sampai tidak mau mengerjakan suatu kebaikan,
perintah Tuhan & menjauhi larangannya (amar ma’ruf nahi munkar) sangatlah dimurkai oleh Allah SWT.
Demikianlah pemaknaan bebas dari istilah Fastabiqul Khairat.

2. Sebutkan dan jelaskan kesimpulan QS. Al-Baqarah ayat 148

Setiap umat mempunyai kiblat. Umat NAbi Ibrahin dan Nabi Ismail menghadap ke ka’bah , bani israil dan orang-orang nasrani menghadap baitul makdis, dan Allah telah memerintahkan supaya kaum muslimin menghadap ke ka’bah dalam shalat. Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin bersatu, bekerja dengan giat, beramal, bertobat, dan berlomba-lomba dalam kebaikan dan tidak menjadikan fitnah atau cemooh dari orang-orang yang ingkar sebagail penghambat. Allah akan menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala amal perbuatannya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat melemahkan-Nya untuk mengumpulkanseluruh manusia pada hari pembalasan..
Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti mentaati dan patuh untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman, berbuat baik, dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya.
Adapun ayat-ayat Allah yang berkaitan dengan perintah berbuat baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat serta balasan bagi orang-orang yang berbuat baik dan balasan bagi orang-orang yang berbuat jahat diantaranya QS. AL-Baqarah:148, Az-zalzalah:7-8, Al-MAidah: 2, dan An-Nisa:85, 122-123

Kesimpulan:

Allah SWT tidak pernah memerintahkan manusia untuk saling bermusuhan, saling membunuh, atau saling merusak, baik terhadap milik sesama muslim maupun milik orang lain yang bukan muslim. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyembahnya, tidak menyekutukannya dengan sesuatu dengan berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama makhluk khususnya manusia, tanap membendakan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan golongan. Menolong atau meringankan penderitaan orang lain adlah salah satu bentuk perbuatan baik dan termasuk kebajikan.

3. Apa maksud dari Q.S Ali Imron ayat 110

            Maksud dari ayat tersebut adalah umat yang terbaik yang di lahirkan untuk manusia dan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran yaitu orang orang pilihan dari hamba hambaNya yang beriman. Mereka adalah para ulama’ dari generasi zaman sahabat dan setelahnya hingga zaman sekarang ini. Dimana mereka ahli waris ilmuari para nabi, bukan ulama’ palsu yang tidak mengerti ilmu ilmu islam. Orang orang pilihan tadi adalah ulama’ atau orang yang terbaik dari umat islam yangb telah di sebutkan dalam ayat ini.


4. Sebutkan dan jelaskan 3 kelompok umat islam menurut Q.S Fatir ayat 32

=>1. Golongan Dholimun Linafsih,
            ialah golongan yang selalu mendholimi dan menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan    golongan yang durhaka kepada Allah SWT, dengan meninggalkan perintaNya  dan mengerjakan Larangan laranganNya.
    2. Golongan Mukhtasid,
            ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada pertengahan,  bersifat            cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya.
    3. Golongan Sabiqun Bil Khairat,
            ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan         menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.
5. Carilah 1 hadits terus perinci tentang hadits tersebut (jelaskan maksudnya,yang berkaitan dengan berlomba-lomba dalam kebaikan)
=> Selain itu, Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar bersegera kepada surga-Nya dengan mengerjakan amal saleh yang bisa menyampaikan kepada surga
Rasulullah shallallaahu’alaihi wasallam yang mulia telah menganjurkan kita agar bersegera dalam beramal. Anjuran ini didapatkan pada sabda beliau yang tersampaikan lewat sahabat yang mulia,    Abu   Hurairah ra:



 



Bersegeralah kalian beramal saleh sebelum kedatangan fitnah (ujian) yang seperti potongan malam. Seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman (mukmin) namun di sore harinya menjadi kafir; dan ada orang yang di sore hari dalam keadaan beriman namun di pagi hari menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim)

Ujian syubhat dan syahwat akan datang seperti malam yang gelap gulita. Tidak ada cahaya sama sekali. Karena fitnah yang terjadi, dalam hari yang sama seseorang keluar dari Islam, pagi hari ia masih beriman namun sore hari telah kafir atau sebaliknya. Mengapa demikian? Ia menjual agamanya dengan dunia, baik berupa harta, kedudukan, jabatan, wanita, maupun selainnya.


Hadits di atas berisi anjuran untuk bersegera mengerjakan amal saleh sebelum datang waktu yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengerjakannya. Waktu yang seseorang tidak bisa mengerjakannya karena fitnah yang besar dan bertumpuk-tumpuk, seperti tumpukan gelapnya malam yang gulita tanpa cahaya sedikitpun.